Inilah Alasan Adanya Program Inovasi Desa

1
18528

Program Inovasi Desa (PID) dari Kementerian Desa PDTT ini muncul, karena program yang ada di desa dianggap belum beragam. Di desa-desa masih banyak infrastruktur.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Bina Pemdes Dinas PMD Provinsi Jawa Timur, Ir Heru Suseno MT, dalam pembukaan pelatihan Peningkatan Kapasitas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa di Malang, Selasa malam (22/8).

“Program pemberdayaan yang lebih kontinyu masih belum, sehingga muncul PID,” ungkap Heru.

Heru mengatakan, dalam pelatihan Tenaga Ahli Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD), pihaknya sengaja melibatkan Dinas PMD Kabupaten.

“Ini dalam rangka mensinergikan. Mendampingi desa sebenarnya tugasnya Kabupaten, tapi bisa didampingi Tenaga Pendamping Profesional,” jelasnya.

Muhammad Ashari, Tenaga Ahli Pengembangan Kapasitas dan Kaderisasi Konsultan Pendamping Wilayah (KPW) 4 Jawa Timur, menjelaskan, PID merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan kapasitas desa dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan desa secara berkualitas.

“Program ini dalam rangka mempercepat proses-proses pembangunan dan pemberdayaan di desa”, ungkapnya.

Yossy Suparyo, Anggota Pokja Desa Kemendesa PDTT, yang hadir sebagai pelatih mengatakan, masyarakat Indonesia masih banyak yang membeli produk luar. Itu lantaran pengetahuan yang dimiliki sebagian besar masyarakat masih berada dalam benak (tacit knowledge).

Menurut Yossy, ini berbeda dengan kebanyakan masyarakat di negara lainnya, dimana pengetahuan masyarakatnya merupakan pengetahuan yang tertuang (explicit knowledge).

“Kita ingin, melalui PID ini nantinya, pengetahuan masyarakat yang masih berada dalam benak ini, yang sifatnya individual, bergerak lebih massif menjadi pengetahuan masyarakat, tertuang dan dapat dipraktikkan,” ungkapnya.

Yossy optimis, para Pendamping Ahli yang menjadi peserta pelatihan, bisa mempercepat proses ini.

“Kita yang bergerak di dunia pemberdayaan, tidak boleh membagi beban atau masalah. Kita harus berbagi referensi menang, bukan referensi kalah. Kita harus berfungsi sebagai empowering, untuk menambah daya bagi masyarakat yang kita dampingi,” ucapnya dengan nada berapi-api.

Hingga hari ketiga pelatihan ini, para Tenaga Ahli P3MD bersama Staf Dinas PMD Kabupaten se-Provinsi Jawa Timur terlihat antusias mengikuti pelatihan. Bahkan pada sesi praktik, mulai dari pembuatan website inovasi desa hingga simulasi bursa inovasi desa, masing-masing peserta berbagi peran mulai dari “menjadi” Kepala Desa hingga Bupati.
(Andiono)

1 KOMENTAR

  1. PID sebagai perimbangan pembangunan infrastruktur di desa secepatnya harus dilakukan sebagai triger pemerintah desa agar tidak terfokus pada sarana dan prasarana saja.
    Lebih dari itu Dana Desa (DD) 2-3 tahun kedepan harus di dorong alokasi yang tegas untuk pemberdayaan dengan perbandingan 70:30 %. 70% infrastruktur dan 30 % pemberdayaan.

    Dengan adanya atauran tegas begitu pemerinta Desa tidak lagi punya alasan untuk lebih menitik beratkan penggunaan DD untuk infrastruktur saja.

Tinggalkan Balasan ke anwar Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here